Ini merupakan Contoh yang baik bagi para Pejabat sebagai pegawai rakyat. Dia adalah David Cameron yang memposisikan diri sebagai rakyat bukan sebagai pejabat ketika melakukan rutinitas sehari-hari pergi ke kantor menggunakan fasilitas umum sama seperti penumpang yang lain tanpa pengawalan, tanpa protokoler, semua sama, dan tidak ada perlakuan khusus. Ini bukan bukan sebuah penciteraan seperti yang dilakukan oleh para pejabat di Indonesia tetapi sebagai contoh yang baik bagi para pemimpin di Negeri Indonesia tercinta.
Biasanya penciteraan dilakukan hanya sesaat saja untuk mendapatkan dukungan dengan memberikan contoh yang baik melalui tim khusus yang telah dibentuk. Tetapi berbeda dengan Perdana Menteri Inggris beliau terbiasa membaur dengan rakyatnya dalam rutinitas sehari-hari ketika hendak pergi ke kantor tanpa adanya tim pembentukan penciteraan dan perlakuan khusus dan itu dilakukan semenjak diangkat menjadi Perdana Menteri hingga sekarang. Beliau tidak ingin dilebih-lebihkan seperti halnya seorang raja karena merasa bahwa dirinya adalah pegawai rakyat bukan seorang raja yang harus dilayani setiap saat. Jadi Gak bukan suatu hal yang aneh bagi rakyat Inggris. Mereka menganggap Cameron itu tidak lain
adalah pegawai rakyat dan David Cameron sendiri menyadari bahwa dia adalah pegawai untuk rakyat.
Dailymail juga merilis beritanya mengemukakan bahwa seorang Perdana Menteri Inggris terbiasa hidup seperti
rakyat Inggris lainnya.
Kalau di Indonesia bagaimana ? mungkin agak terasa sulit untuk bisa dilakukan, karena mental para pejabat kita belum siap. Rata-rata mereka memikirkan balik modal dulu ketika menuju kursi jabatan yang membutuhkan modal politik yang cukup besar selain itu mereka perlu dilayani karena pada saat kampanye mereka telah melayani rakyatnya dan melayani para pengaruh besar demi melenggangkan dirinya masuk ke kursi jabatan baik itu kursi jabatan di parlemen maupun di Eksekutif.
Silahkan dishare agar bisa sampai ke para pejabat tinggi. Semoga ini bisa jadi contoh yang baik seorang pemimpin menjadi suritauladan yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar